Priangan.id – Tasikmalaya – Di tengah tantangan birokrasi yang sering tersandung di persoalan data, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya memilih jalan berbeda. Alih-alih menyerah pada tumpukan berkas dan sistem yang tak saling bicara, mereka membangun jembatan digital bernama E-GIFT, singkatan dari e-Government Interoperability Framework Kabupaten Tasikmalaya.
Inovasi ini lahir dari satu kesadaran sederhana. pelayanan publik yang baik berawal dari data yang tersambung. Selama ini, data antar perangkat daerah tersebar di berbagai sistem, tidak terhubung satu sama lain. Proses pertukaran informasi pun sering dilakukan secara manual, lambat, tidak efisien, dan menyerap biaya tinggi. Akibatnya, pengambilan keputusan berbasis data sering tersendat, berdampak pada kualitas pelayanan publik.
Berdasarkan arsitektur aplikasi yang ada, terdapat 186 aplikasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Dari jumlah itu, 134 aplikasi (72 persen) berasal dari pusat, sementara 52 aplikasi (28 persen) dikembangkan oleh Pemkab sendiri. Fragmentasi ini menjadi tantangan besar dalam mewujudkan birokrasi yang transparan dan akuntabel.
Lalu lahirlah E-GIFT, sebuah kerangka kerja interoperabilitas yang dirancang agar seluruh sistem digital di Tasikmalaya bisa saling terhubung, efisien, dan aman. Gagasannya datang dari Kepala Bidang Informatika dan Persandian, Kurnia Trisna Somantri, S.T., M.Kom, yang melihat pentingnya menata ulang tata kelola data secara menyeluruh.
“Dengan adanya E-GIFT, kita tidak hanya membangun sistem, tetapi juga menata tata kelola data secara menyeluruh. Tujuannya agar seluruh perangkat daerah bisa terhubung, saling berbagi data, dan mengambil keputusan berbasis informasi yang akurat,” jelasnya.
E-GIFT dibangun di atas empat lapisan interoperabilitas. mulai dari payung hukum, penyelarasan proses bisnis, keseragaman data, hingga integrasi teknis menggunakan Application Programming Interface (API) dan API Gateway.
Melalui kerangka ini, sebanyak 427 katalog data di lingkungan Pemkab Tasikmalaya kini mulai diintegrasikan dalam satu sistem terpadu.
Hasilnya mulai terasa, Dua inovasi besar lahir dari E-GIFT dan menjadi tonggak digitalisasi pemerintahan daerah:
Pertama, GAPURA (Gerbang Sukapura) portal layanan publik digital yang memungkinkan masyarakat mengakses berbagai layanan pemerintahan hanya lewat satu pintu, di laman gapura.tasikmalayakab.go.id.
Kedua, Data Warehouse, sebuah basis data terintegrasi yang hanya dapat diakses oleh Bupati dan pejabat eselon II. Sistem ini menyajikan data lintas sektor secara real time untuk mendukung pengambilan keputusan strategis berbasis bukti.
Integrasi ini telah mencakup berbagai klaster utama, mulai dari kepegawaian, keuangan, kebencanaan, perhubungan (termasuk data Penerangan Jalan Umum/PJU), pendidikan, hingga sistem informasi rumah sakit (SIMRS).
Tahap selanjutnya, integrasi akan diperluas sesuai model interoperabilitas E-GIFT agar seluruh sektor publik bisa bergerak dalam satu irama digital.
Kurnia menegaskan, digitalisasi pemerintahan bukan sekadar tentang teknologi, tetapi perubahan budaya kerja. “Digitalisasi adalah soal transparansi, kolaborasi, dan efisiensi,” ujarnya.
Melalui E-GIFT, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya menegaskan komitmennya untuk menata pemerintahan yang lebih terbuka, efisien, dan berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Langkah ini bukan hanya membangun sistem, tapi membangun kepercayaan.
Menyatukan data berarti menyatukan langkah menuju Tasikmalaya yang kian cerdas, akuntabel, dan melayani dengan hati.

 
							










